Selamat Datang di Blogger "SASTRALISAN" Semoga Bermanfaat

Senin, 12 November 2012

MASALAH KEBAHASAAN DAN PERENCANAAN BAHASA








BAB I
PENDAHULUAN

11. Latar Belakang

Perencanaan bahasa sangat penting sebagai usaha bukan saja untuk melestarikan pengarahan bahasa, tetapi juga untuk menghilangkan konflik-konflik bahasa Konflik bahasa dapat mengakibatkan konflik fisik yang pada gilirannya menganggu stabilitas ketahanan nasional suatu bangsa. Kita melihat, bahwa bahasa berwujud dalam pemakian baik secara lisan maupun tertulis yang dihasilkan oleh setiap penutur bahasa yang bersangkutan. Oleh karena itu, bahasa menyangkut kepentingan semua penutur bahasa, maka sepantasnya kalau persoalan bahasa memerlukan perencanaan yang matang. Perencanaan bahasa memuat kebijaksanaan, pengarahan, dan dampak perencanaan itu sendiri.
Berdasarkan keterangan di atas, kami sengaja membahas masalah kebahasan dan perencanaan bahasa dan seluk beluknya. Pendapat para ahli tentang perencanaan bahasa serta ancangan alternatif untuk perlakuan masa kebahasaan telah kami buat dalam bentuk sebuah artikel yang sederhana.
1.2 Rumusan masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang masalah di atas maka permasalahan mendasar yang hendak ditelaah oleh artikel ini adalah :
1. Apa saja masalah kebahasaan itu ?
2. Apa pendapat para ahli tentang perencanaan bahasa ?
3. Apa aspek-aspek perencanan bahasa itu
4.  Bagaimana alternatif untuk perlakuan masalah kebahasaan ?
1.3  Tujuan dan Manfaat
Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk :
1. Menjelaskan masalah kebahasaan.
2. Menjelaskan pendapa para ahli tentang perencanaan bahasa..
3. Menjelaskan aspek-aspek perencanaan bahasa.
4. Mengidentifikasi ancangan alternatif perlakuan masalah kebahasaan.
 Manfaat penyusunan makalah ini adalah untuk menambah wawasan mahasiswa jurusan bahasa Indonesia tentang masalah perencanaan bahasa..




BAB II 
PEMBAHASAN
MASALAH KEBAHASAAN DAN PERENCANAAN BAHASA

2.1 LINGUISTIK DAN MASALAH KEBAHASAAN

2.1.1 M asalah Kebahasaan

Dalam pandangan linguistic umum kajian bahasa merupakan wilayah yang sangat luasa cakupannya untuk dijadikan bahan penelitian. Apalagi jika dalam masyarakat bahasa yang jumlahnya sangat besar. Misalnya, diperkirakan bahwa di Negara kita terdapat 300 bahasa, di Afrika ada 200 bahasa bantu, di Amerika selatan ada 550 bahasa demikian juga di Rusia ada 100 bahasa. Namun diantara banyaknya bahasa tersebut juga menyimpan sejumlah masalah. Kematian bahasa di dunia ini jauh lebih besar daripada kelahiran bahasa. Oleh karena itu untuk menjaga kelestarian bahasa-bahasa tersebut perlu diupayakan suatu pemerian bahasa sebelum bahasa tersebut hilang dari permukan bumi. Kasus menghilanganya suatu bahasa dikarenakan jumlah penutur suatu bahasa relative kecil sehingga dapat musnah dalam satu, dua generasi. Penyebab lain hilangnya suatu bah asa dikarenakan bahasa tersebut tidak mengenal tulisan. Oleh karenanya bahasa tersebut perlu direkam baik bentuk lisan maupun tulisan.  
Arus nasioanalisme dan terbentuknya suatu Negara kebangsaan yang baru, menimbulkan aspirasi kepemilikan bahasa nasional sebagai lambang kesatuan bangsa yang dapat memupuk rasa kesetiaan politis. Suatu pemerintahan dapat berjalan dengan baik apabila ada bahasa resmi kenegaraan sebagai alat komunikasi. Komunikasi dapat berjalan dengan lancar apabila ada kesaman bahasa diantara sesama penuturnya. Keberhasilan program pembangunan pemerintah tidak saja tergantung pada kekayaan alam sumber daya manusianya, taraf keterampilan rakyatnya atau modal keuangan yang tersedia, tetapi juga ada kemungkinan terutama pada taraf pemahaman rakyat akan maksud pembangunan itu.
Penentuan bahasa kebangsaan dan bahasa resmi kenegaraan juga menimbulkan sejumlah masalah kebahasaan lain. Jika bahasa nasional banyak ragam dialeknya, ragam mana yang digunakan untuk mengatasi sejumlah dialek tersebut. Ini merupakan tantangan yang harus diselesaikan permasalahnya. Secara garis besar masalah bahasa dapat digolongkan dalam tiga kategori :
1. Masalah yang berkenaan dengan kedudukan bahasa.
2. Sandi bahasa.
3. Pemakaian bahasa oleh warga masyarakat.
Keterlibatan ahli bahasa dalam kegiatan pemecahan masalah kebahasaan, secara umum dapat dianggap sebagai sebagai usaha penerapan ilmunya yang didorong oleh keprihatinan profesionalnya untuk turut memecahkan serangkaian masalah manusia di bidang komunikasi.

2.1.2 Sosiolonguistik dan pemecahan masalah kebahasaan

Ahli linguistic disamping berminat mengkaji bahasa dari struktur dan analisisnya, mereka juga  tertarik  pada studi tentang tata hubungan kebahasaan dengan perilaku pemakai bahasa tersebut. Dari kajian tersebut dapat diperoleh suatu wawasan bahwa perilaku kebahasaan sebenarnya cerminan perilaku kemasyarakatan.
Ahli bahasa , menurut Haugen (1966a:1972) dapat berperan sebagai berikut :
1. Sebagai sejarawan
Ahli bahasa dapat merunut jejak sejarah bahasa yang diselidikinya. Studinya dapat menetapkan  kesinambungan adat orang berbahasa. Ia dapat menelaah perbedaan antara berbentuk yang asli dengan bukan asli. Pendapat mereka dapat dijadikan dasar untuk menyelesaikan masalah kabahasaan.
2. Sebagai pemeri bahasa
Ahli bahasa dapat menyiapkan deskripsi yang akurat tentang bahasa masa kini, baik  ragam tulisannya maupun ragam lisannya. Hasil pekerjaannya dapat berbentuk pedoman ejaan, buku tata bahasa, kamus, pedoman langgam tulisan dan kaidah pembentukan istilah.
3. Sebagai ahli teori
Ahli teori dapat memberikan pengarahan dalam pemahaman hakikat bahasa, dan berkat keahliannya di bidang teknik analisis bahasa ia dapat melukiskan rancangan bahasa. Pengetahuannya  tentang hubungan antara ragam lisan dan tulisan menjadikan ia mampu meramalkan apa yang akan terjadi jika manipulasi. Ia menyadari pentingnya kesatuan struktur demi komunikasi yang efesien dan sekaligus ia mengakui keleluasan penyimpangan perorangan.
4. Sebagai guru
Tugas seorang guru adalah mengajakan pemakaian bahasa yang baik dan benar

2.2 BEBERAPA DEFINISI PERENCANAAN BAHASA
Negara-negara yang multilingual, multikultural, dan multirasial menurut Chaer dan Agustina  (1955)  untuk menjamin kelangsungan komunikasi kebangsaan perlu dilakukan suatu perencanaan bahasa ( language planning ) yang harus dimulai dengan kebijaksanaan bahasa N ( language policy ). Misalnya, seperti Indonesia, Singapura, Filipina, Malaysia, dan India merupakan negara yang multilingual, multirasial, dan multikultural yang memerlukan adanya kebijakan bahasa agar pemilihan atau penentuan bahasa tertentu sebagai alat komunikasi tidak menimbulkan gejolak politik yang dikhawatirkan dapat menggoyahkan kehidupan bangsa di negara tersebut.
Berikut ini adalah pengertian perencanaan bahasa menurut para ahli.
1. Haugen (1995) mengemukakan perencanan bahasa adalah usaha untuk membimbing perkemgangan bahasa ke arah yang diinginkan oleh para perencana. Perencanaan tersebut tidak semata-mata untuk meramalkan masa depan berdasarkan apa yang diketahui dari masa lampu, tetapi perencanaan tersebut merupakan usaha terencana untuk mempengaruhi masa depan.
2. Ray (1961) mengemukakan bahwa  tujuan perencanaan bahasa terbatas pada sasaran anjungan atau rekomendasi yang aktif untuk mengatasi masalah pemakaian bahasa dengan cara yang paling baik.
3. Tauli (1964,1968,1974) mengemukakan bahwa perencanaan bahasa untuk mencari norma yang ideal atas dasar prinsip kejelasan, kehematan dan keindahan.
4. Neustupuy (1970) mengemukakan bahwa mengatasi masalah bahasa dapat dilakukan dengan dua cara yakni :
a. Ancangan garis haluan meliputi pemilihan bahasa kebangsaan, pembakuan bahasa, keberaksaraan, serta tata ejaan. Ancangan ini bersifat makroskopis
b. Ancangan pembinaan meliputi ketetapan dan keefisienan dalam pemakaian bahasa serta kendala dalam komunikasi. Ancangan ini bersifat mikroskopis.
5. Kless (1964) membedakan dua dimensi perencanaan bahasa :
a. Perencanaan status bahasa meliputi perencanaan kedudukan suatu bahasa dan tata hubungan dengan bahasa lain.
b. Perencanaan korpus bahasa meliputi pengubahan ejaan dan pembentukan istilah.
6. Garvin (1973) mengajukan perencanaan  bahasa dalam dua kategori ;
a. Pemilihan bahasa untuk tujuan yang direncanakan seperti bahasa sebagai bahasa kebangsaan, atau bahasa resmi serta factor-faktor di luar bahasa.
b. Pengembangan bahasa untuk peningkatan bekeraksaraan dan usaha pembakuan bahasa.
Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa berbagai istilah dengan berbagai variasi pengertian tentang perencanaan bahasa; namun, ada satu kesamaan, yaitu sama-sama berusaha untuk membuat penggunaan bahasa atau bahasa-bahasa dalam satu negara di masa depan menjadi lebih baik dan terarah

2.3 PROSEDUR PERENCANAAN BAHASA

Berbicara tentang prosedur perencanaan bahasa  Haugen menganjurkan agar perencanaan bahasa dimulai dengan pengetahuan kebahasaan. Prosedur perencanaan bahasa ditujukan pada bentuk bahasa dan fungsi bahasa. Bentuk bahasa meliputi pemilihan norma bahasa yang implementasinya pada kodifikasi norma bahasa yakni pernyataan eksplisit tentang norma itu. Sedangkan fungsi bahasa meliputi pemakaian bahasa dalam berbagi bidang seperti bidang ilmiah, sastra,kehidupan rohani yang implementasinya yang ditujukkan pada khalayak sasaran..
Dari beberapa pendapat di atas dapat dilihat bahwa berbagai istilah dengan berbagai variasi pengertian tentang perencanaan bahasa; namun, ada satu kesamaan, yaitu sama-sama berusaha untuk membuat penggunaan bahasa atau bahasa-bahasa dalam satu negara di masa depan menjadi lebih baik dan terarah.


2.4 ASPEK-ASPEK PERENCANAAN BAHASA
Das Gufta dan Ferguson (1977) mengemukakan aspek perencanaan bahasa meliputi :
a. Aspek indikatif yakni pertimbangan situasi kebahasaan dalam keperluan pembangunaan social dan beberapa  arah perubaahan.
b. Aspek regulative yakni perlu adanya tindakan pihak berwewenang seperti peraturan resmi yang disertai sanksi
c. Aspek produksi yakni pengembangan kemampuan bahasa un  tuk memenuhi tuntutan baru yang mungkin akan timbul dalam berbagai bidang kehidupan.
d. Aspek promosi yakni pengolahan produksi dan standar yang baru dikalangan pemerintah, pendidikan, media massa.
 
2.5 ANCANGAN ALTERNATIF  UNTUK PERLAKUAN MASALAH KEBAHASAAN
Beberapa ancangan alternative untuk perlakuan masalah kebahasaan meliputi :
1. Garis haluan kebahasaan yang berkenaan dengan penentuan kedudukan bahasa dan fungsi sosiolinguistiknya
2. Pengembangan bahasa meliputi sandi bahasa.
3. Pembinaan bahasa untuk meningkatkan jumlah pemakai  bahasa, mutu bahasa melalui penyebaran hasil pembakuan dan penyuluhan serta pembimbingan.
4. Cakupan perencanaan  bahasa yang diterapkan pada ancangan pembinaan dan pengembangan bahasa.



BAB III
PENUTUP

3.1 Simpulan

Kasus bahasa di dunia ini jauh lebih besar daripada kelahiran bahasa. Oleh karena itu untuk menjaga kelestarian bahasa-bahasa tersebut perlu diupayakan suatu pemerian bahasa sebelum bahasa tersebut hilang dari permukan bumi. Kasus menghilanganya suatu bahasa dikarenakan jumlah penutur suatu bahasa relative kecil sehingga kematian dapat musnah dalam satu, dua generasi. Penyebab lain hilangnya suatu bah asa dikarenakan bahasa tersebut tidak mengenal tulisan. Oleh karenanya bahasa tersebut perlu direkam baik bentuk lisan maupun tulisan.

Perencanan bahasa adalah usaha untuk membimbing perkemgangan bahasa ke arah yang diinginkan oleh para perencana. Perencanaan tersebut tidak semata-mata untuk meramalkan masa depan berdasarkan apa yang diketahui dari masa lampu, tetapi perencanaan tersebut merupakan usaha terencana untuk mempengaruhi masa depan.

Ahli bahasa  berperan sebagai berikut : sebagai sejarawan, pemeri bahasa, ahli teori serta guru bahasa
Beberapa ancangan alternative untuk perlakuan masalah kebahasaan meliputi garis haluan kebahasaan yang berkenaan dengan penentuan  kedudukan bahasa dan fungsi sosiolinguistiknya. Pengembangan bahasa meliputi sandi bahasa. Pembinaan bahasa untuk meningkatkan jumlah pemakai  bahasa, mutu bahasa melalui penyebaran hasil pembakuan dan penyuluhan serta pembimbingan. Cakupan perencanaan  bahasa yang diterapkan pada ancangan pembinaan dan pengembangan bahasa.
3.2 Saran
Perlu adanya perhatian terhadap kelestaria bahasa-bahasa di dunia ini agar tidak muda hilang di permukaan bumi.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar